Konten
kekerasan dalam video game dan pengaruh bagi pemainnya
Video game merupakan hal yang
disukai oleh setiap kalangan, karena dalam video game kita dapat melakukan
hal-hal yang tidak dapat kita lakukan didunia nyata. Kepopuleran video game ini
dimanfaatkan betul oleh pengembang game untuk terus berinovasi dalam
meluncurkan game-game yang baru.
Namun sangatlah
disayangkan bahwa video game yang tersebar sekarang ini adalah video game yang cenderung menampilkan adegan-adegan
kekerasan yang vulgar. Seperti Call of
Duty: Modern Warfare 3 (Treyarch, 2011), Assassin’s Creed III (Ubisoft, 2012),
Battlefield 3 (DICE, 2011), dan video game lain yang sejenis.
Pemerintah dari
pengembang game yang bersangkutan sebenarnya telah mengatur pembagian video
game berdasarkan klasifikasi umur yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti game
dengan rating “M” (Singkatan
dari Mature, game tersebut sangat tidak disarankan untuk mereka yang berumur
dibawah 17 tahun) atau “AO” (Singkatan dari Adults Only, game yang hanya boleh dimainkan oleh mereka
yang berusia diatas 18 tahun) dari ESRB. Tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan anak dibawah umur untuk
memainkan game dengan klasifikasi dewasa tersebut.
Video game
memiliki pengaruh yang sangat kuat dibandingkan dengan media manapun. Kekerasan
dalam video game lebih mempengaruhi kondisi psikologis seseorang dibandingkan
dengan kekerasan yang terjadi di layar televisi (Anderson & Dill, 2000).
Hal ini diakibatkan karena pemain game secara langsung berinteraksi untuk
mengendalikan karakter yang dimainkan dalam video game tersebut. Mereka akan
lebih mudah mengingat apa yang mereka perbuat secara langsung di dalam video
game seperti menembak, memukul, membunuh, menyiksa, dan lain sebagainya
dibandingkan jika hanya menyaksikan saja.
Banyak aksi-aksi
kejahatan yang terinspirasi dari game-game tersebut, hal itu tidak terjadi
diluar negri saja, melainkan terjadi juga didalam negri karena pertumbuhan game
yang sangat cepat.
Peran orang tua
sangat dibutuhkan dalam mengontrol sesuatu yang anak mainkan dalam konsol game
mereka. Peran orang tua sangat krusial untuk membatasi mana yang boleh
dimainkan oleh anak mana yang tidak. Hal itu sangat penting sebab orangtua lah
satu-satunya yang bisa mengontrol apa yang anak mainkan.